share dari milis temen......http://www.sukardiarifin.com/
"Beberapa hari belakangan ini, pemberitaan mengenai Tabung Gas Meledak, ramai jadi perbincangan.
Ini berita BURUK atau berita LUCU? Seorang kerabat saya yang berasal dari Australia, tertawa (sampai terpingkal-pingkal) dengan berita-berita yang berkeliaran di media-media Indonesia, khususnya berita mengenai Tabung gas meledak. Dia menanyakan, apakah memang tabung di Indonesia bisa meledak seperti layaknya Bom atau granat? "Wah, bagaimana resepnya? Koq kami tidak bisa membuat benda yang sama?"
Saya hanya berusaha menjelaskan, bahwa persisnya tidak seperti itu. Tidak mungkin meledak. Karena setiap berita yang menginformasikan adanya tabung gas yang meledak, ternyata pada layar kaca maupun gambar-gambar tampak jelas kalau tabungnya baik-baik saja, utuh, hanya catnya yang terkelupas dan tentusaja tidak hancur berkeping-keping sebagaimana layaknya bom atau granat yang meledak.
Mengapa banyak media menggunakan kata "MELEDAK"? Menurut saya, biar nampak heboh saja. Dan tentusaja kita lebih senang mendengarkan dan menyampaikan berita yang seru daripada mendengarkan dan menyampaikan informasi yang benar dan lebih bermanfaat. Misalnya, kenapa gas bisa mengakibatkan ledakan? Dan apa sebenarnya penyebabnya.
Kalau orang asing sampai terpingkal-pingkal, seharusnya kita yang ditertawakan merasa malu, mencari tahu kebenarannya dan bukan malah jengkel apalagi masa bodoh dan tetap berada di dalam "kebodohan".
Kenapa Gas Bisa Meledak ?
Sebenarnya yang terbakar adalah gas. Dan tentusaja bukan tabungnya. Suara ledakan, adalah akibat jumlah gas yang cukup banyak dan terkonsentrasi di luar tabung. Kalau gas masih tetap berada di dalam tabung, maka gas tersebut tidak akan terbakar. Gas yang berada di dalam tabung, memberikan tekanan keluar, sehingga tidak mungkin api sampai masuk ke dalam tabung.
Sebagai contoh, saat kita memasak, klep yang berada di atas tabung, terbuka oleh tekanan regulator, lalu gas mengalir menuju kompor melalui selang. Sistem pada kompor, membagi gas secara merata pada masing-masing mata tungku, sehingga kita bisa memasak seperti biasa. Seandainya api dapat "tersedot" atau "menyambar" ke dalam tabung melalui gas yang dialirkan di dalam selang, maka setiap kita memasak pastilah akan terjadi kebakaran.
Sebenarnya, setiap kita memasak, terjadi "KEBAKARAN". Hanya saja, jumlah gas yang keluar jumlahnya tidak banyak, dapat dikendalikan, sehingga "kebakaran" tersebut dapat kita manfaatkan untuk memasak.
Pada prinsipnya, gas akan habis jika bertemu api. Oleh karenanya pada setiap kilang minyak maupun kilang gas, pada ujung cerobong diberikan api. Agar gas tersebut habis terbakar dan tidak menyebar kemana-mana.
Yang BERBAHAYA adalah saat gas keluar dari tabung dan disana tidak ada api. Parahnya, disanapun tidak ada ventilasi yang dapat mengalirkan gas keluar dari ruangan. Akibatnya, gas akan terus berkumpul, menjadi banyak, dan memiliki tekanan yang cukup tinggi. Sehingga pada saat ada yang menyalakan kompor, korek api atau menyalakan listrik maka akan menimbulkan percikan api. Gas yang terkonsentrasi di dalam ruangan dalam jumlah yang banyak, akhirnya terbakar secara bersamaan. Inilah yang menimbulkan suara seperti ledakan dan daya bakar yang luar biasa cepat.
Jadi, penyebab terjadinya kebakaran gas karena adanya 2 unsur yang saling medukung:
Pertama, karena adanya kebocoran gas. Kedua, karena tidak ada ventilasi sehingga gas tersebut terkonsentrasi. Kalau hanya salah satu saja penyebabnya, maka tidak akan terjadi kebakaran besar. Gas yang bocor di tempat terbuka, mungkin saja dapat terbakar, tapi tentulah tidak sedahsyat gas yang bocor di tempat yang tidak berventilasi baik.
Penyebab Kebocoran
Gas dapat keluar dari Tabung yang terbuat baja penyebabnya bisa bermacam-macam sebagai berikut :
1. Tabungnya bocor
2. Regulator rusak atau bocor
3. Regulator tidak menutup dengan rapat
4. Selang rusak atau bocor
5. Sambungan antara selang dengan regulator tidak rapat
6. Sambungan antara selang dengan kompor tidak rapat
7. Knop kompor dalam keadaan terbuka, sehingga terus mengalirkan gas.
Dari 7 penyebab keluarnya gas tesebut, kira-kira berapa persen salah pertamina dan berapa persen salah kita sebagai pengguna ?
Kesalahan dari pihak pemerintah, pertamina dan konsultan yang ditunjuk untuk membagi-bagikan paket tabung dalam program konversi adalah karena tidak mensosialisasikan secara menyeluruh kepada masyarakat mengenai tata cara penggunaan kompor dan tabung gas yang benar dan aman.
Kesalahah lainnya yang cukup fatal adalah TIDAK MEMBERITAHUKAN UMUR SELANG dan REGULATOR kepada masyarakat pengguna kompor dan tabung gas. Selang dan Regulator, rata-rata dapat bertahan dan bekerja dengan baik selama 12 bulan sampai maksimal 20 bulan.
Nah, Kapan terakhir kita mengganti SELANG dan REGULATOR ?
Kalau kita pun tidak ingat kapan terakhir kali mengganti selang dan regulator, artinya, kita pun tinggal menunggu waktu dan PASTI akan menjadi salah satu korban yang banyak diceritakan di berbagai media tersebut.
Kalau kita lupa mengganti baterai remote TV dan menunggu sampai baterainya benar-benar habis, resiko terparahnya kita harus memencet tombol di TV secara langsung. Kalau kita lupa menganti Ban Motor dan membiarkannya aus karena gesekan, resiko terparahnya kita slip dan mungkin tabrakan. KALAU KITA LUPA MENGGANTI SELANG DAN REGULATOR DAN MEMBIARKANNYA RUSAK KARENA USIA, resikonya yah, KEBAKARAN.
Kalau kita sendiri yang lupa menganti selang dan regulator dan menunggunya sampai rusak dan bocor, apakah pantas kita menyalahkan orang lain atau pemerintah?
Memang pemerintah ada andil dalam kejadian kebakaran gas belakangan ini. Tapi kita, juga ikut andil dan menjadi penyebab utama kebakaran tersebut.
Harga paket selang dan regulator yang berkualitas baik, kurang dari
Rp 100.000,- tapi dampak membiarkan selang dan regulator rusak rasanya bisa ribuan kali dari harga tersebut di atas.
Kalau pemerintah kurang sosialisasi, maka marilah kita yang mengerti untuk mensosialisasikan hal ini, minimal kepada keluarga dan kerabat kita. Mari kita berhenti menjadi masyarakat yang suka mengeluh, saatnya menjadi bagian dari solusi…!!!"
Salam
www.sukardiarifin.com
No comments:
Post a Comment