Pada saat sendiri kadang aku bertanya pada diriku sendiri…
Apakah aku adalah seorang rakyat dari bangsa yang sangat kucintai ini?
Ataukah aku adalah segelintir rakyat yang hanya dijadikan tumbal oleh sekelompok orang?
Dalam beberapa minggu ini, banyak berita yang cukup membuat aku berpikir dalam kebingungan…
Beberapa diantaranya adalah:
1. Rencana pemboikotan DPR terhadap Sri Mulyani dalam pembahasan RAPBN 2010.
Apakah Sri Mulyani sudah pasti bersalah? menurut anggota DPR sendiri bahwa Sri Mulyani baru “diduga bersalah”, bukan “sudah bersalah”. Padahal banyak dari anggota DPR yang sudah menjadi tersangka dalam beberapa kasus korupsi (????) – komentar rakyat
Bukankah pembahasan RAPBN itu adalah untuk kepentingan rakyat? Dalam pembahasan RAPBN itu akan dibahas anggaran kesehatan, anggaran untuk penanggulangan kemiskinan, anggaran proyek pembangunan, anggaran pendidikan dan beberapa anggaran lain yang diperuntukkan rakyat. Kalo diboikot kapan anggaran untuk rakyat tsb akan segera cair? Jatuhnya, rakyat laagi yang dirugikan.
Kebingungan saya adalah, “rakyat” yang mana sebenarnya yang mereka wakili?
2. Demo anarkis yang dilakukan mahasiswa.
Beberapa tahun terakhir sering terdengan demonstaris yang dilakukan mahasiswa berakhir dengan kericuhan dan merugikan rakyat. Padahal mereka menganggap bahwa suara mereka adalah suara rakyat. Tapi yang terjadi malah merugikan rakyat. Beberapa bentuk kerugian yang diderita rakyat atas ulah mahasiswa tsb adalah:
- Memblokir jalan.
Akibat dari pemblokiran ini adalah pelajar jadi tidak bisa ke sekolah, kekantor atau melakukan aktivitas mereka dengan normal. Kasian sopir angkot, tukang becak, dan pekerja lain yang kehilangan penghasilan krn pemblokiran jalan tsb. Belum lagi kemaceta yang diakibatkan. Siapa lagi yang dirugikan? Sudah pasti rakyat.
Kadang mereka berteriak Allahu Akbar segala tapi tindakannya berujung anarkis.
- Merusak fasilitas umum dan kendaran dinas
Sering juga melakukan perusakan fasilitas umum dan merusak/membakar mobil plat merah, padahal fasilitas itu adalah duit rakyat yang dibayar melalui pajak. Siapa yang dirugikan?? Rakyat - Komentar
- Melakukan provokasi/memancing keributan
Tak jarang polisi yang sudah membuat barikade didorong, dicela bahkan dilempar sehingga terluka. Setelah polisi membela diri dan meyebabkan si mahasiswa terluka, baru mereka teriak2 ada pelanggaran HAM. Apakah anggota polisi yang diserang mahasiswa tidak dilanggar HAM-nya?
- Setelah jadi pejabat diem aja.
Tak sedikit dari beberapa tokoh mahasiswa yang dulu vocal, brani bicara dan berteriak atas nama rakyat setelah jadi pejabat atau anggota DPR tidak lagi kedengaran suaranya.
Kebingungan saya yang kedua adalah?
Siapa sebenarnya “rakyat” yang diwakili mahasiwa yang anarkis tsb?
Sehingga ada pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa terjawab.
a. “Rakyat” yang mana yang mereka wakili?
b. Apakah Kita seorang “rakyat”? Karena aspirasi Kita tidak terwakili oleh mereka? Bahkan kita dirugikan oleh mereka?
Aku seorang buruh yg kalau gak kerja gak makan.
ReplyDelete(sekedar catatan aku pernah dari madiun ke solo ngikut mobdin plat merah didalemnya anak muda, anak kecil dng bundanya. Mobilnya kijang dan pasti bukan unt dinas sepanjang perjalanan aku mengkhayal andai itu punya rakyat aku pasti boleh minjem untuk tamasya dengan keluargaku.. Masalahnya gue ngiri naik carry non ac)
selaoh rakyat jadi sapi perah yang ga pernah terurus..
ReplyDeletetenaga, susu, daging dan kotorannya dipake tapi ga pernah diperhatikan nasibnya..
kalo lg ada keperluan pribadi mengatasnamakan rakyat...tapi kl tujuan tercapai rakyat ditinggal...